KESEHATAN REMAJA INDONESIA
.jpg)
Depresi Pada Remaja Berujung Kematian
Berdasarkan reset, lebih dari 1,1 juta remaja yang berusia 10-19 tahun meninggal atau sekitar lebih dari 3.00 orang setiap harinya.
Kematian remaja diebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh dalam kehidupan para remaja. Dilihat dari sisi pergaulan, para remaja sekarang yang terlalu bebas. Kecelakaan, mnegkonsumsi alkohol dan tembakau kurangnya aktivitas fisk dan olahraga serta seks bebas dan depresi hingga bunuh diri.
Berdasarkan nformasi yang dikutip dari Kementrian kesehatan (KEMENKES) dan data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kasus bunuh diri menjadi faktor ke dua penyebab kematian pada kelompok usia 15 hingga 29 tahun pada tahun 2012.
Berdasarkan data tersebut menjadi bukti bahwa gangguan kesehatan mental pada remaja bisa berdampak besar bagi mereka yang mengalaminya. Jika tidak segera dicarikan solusinya, akibatnya bisa menjadi lebih parah dan berujung tidakan bunuh diri (kematian).
Untuk lebih jelasnya kita bahas terlebih dulu apa yang dimaksud keseshatan mental. Dilansir dari kemenkes.go.id. Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang. Sedangkan gangguan mental adalah penyakit yang mempengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya.
Penyakit mental bisa dialami siapa saja. Data riset kesehatan dasar 2018 menujukan prevalensi gangguan kesehatan mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia.
Ada bebebrapa faktor penyebab ganguan mental pada remaja khususnya yang masih bersekolah ditingkat SMP/SMA ataupun Mahasiswa salahsatunya karena faktor orangtua yang kurang memberikan perhatian kepada anak mereka. Sehingga anak tidak bisa membagi masalah dan kesedihanya kepada orangtua karena takut terabaikan. Orang tua cenderung menanyakan tentang apa yang mereka pelajari disekolah, bukan apa yang kamu sukai dan terjadi disekolah.
Selain itu, orangtua yang terlalu ambisius dan selalu merasa tidak puas dengan hasil belajar anaknya tanpa tau keinginan anak yang sebenarnya, memaksa anak untuk berlari dijalan yang sudah dipilihkan. Anak-anak yang punya mimpi dan cita-cita yang tidak sesuai dengan keiginan orang taunya akan mengubur semua itu dan memaksakan diri mereka untuk melakukan apa yang orang tauanya inginkan.
Faktor lain penyebab masalah kesehatan mental pada remaja yang paling berpengaruh adalah lingkungan sosial baik dikeluarga maupun sekolah. Anak-anak yang Broken home cenderung lebih mudah mengalami depresi dan gangguan mental dan mempengaruhi kehidupan sosial mereka. Setiap mereka dirumah mereka mendengar obrolan kasar orang dewasa dan suara-suara yang menakutkan untuk didengar anak remaja.
Kekerasan disekolah juga menjadi faktor yang paling umum, seperti perundungan (bullying). apalagi saat ini perundungna dijejeraing sosial sedang menjadi fokus utama. Misalkan berita seseorang yang mengalami kasus pelecehan tak yang seharusnya korban diberikan dukungan justru mendapat komentar jahat yang menyalahkanya itu akan lebih memperburuk kondisi psikologi korban.
Remaja yang mengalami depresi dan gangguan menatal umumnya akan mengalami gajala-gejala yang dapat dilihat dan diantisipasi oleh orang-orang terdekatnya sebelum semakin parah diantaranya, Mereka selalu merasa putus asa dan merasa dirinya terjebak disuatu masalah yang tidak bisa diatasi. Mudah stress dan kecemasan yang berepanjangan yan mengakibatkan terhambatnya aktifitas dan menurunya kualitas fisik serta kemampuan mengontrol emosi.
Mudah mengalami perubahan dan suasana hati, para remaja depresi cenderung mudah mrah dan menangis karena emosi yang tidak terkontrol.Insomnia juga sering menjadi tanda seseorang mengalami depresi.
Remaja yang depresi akan menarik diri dari teman-temanya, keluarga dan sahabat, mereka bahkan tidak segan untuk menyakiti diri mereka sendiri, akan mudah terbawa pergaulan bebas.
“Korban bullying, merupakan permasalahan utama yang menjadi perhatian publik. Pelaku bully akan merasa dia berkuasa sedangka korban?”
Sayangnya banyak pihak sekolah yang mangani kasus bullying dengan cara yang kurang tepat. Pihak sekolah yang terlibat kasus bullying akan membuat pelaku dan korban berdamai didepan orang tua mereka. Namun apa semua itu menjamin tidak akan da kasus bullying lagi kedepanya? Apa pelaku itu akan menerima semuanya dan berhenti? Apakah korban bisa melupakan semuanya dan hidup normal setelah kata damai, bahkan setiap hari bertemu dengan orang-orang yang merisaknya?
Tentu korban akan mengalami depresi atau justru lebih parah setelahnya dan memutuskan hal yang nekat. Apalagi diusia remaja yang cenderung beranimelakukan apapun tanpa pikir panjang. Emosi yang tidak terkontrol serta mental yang terganggu bisa memicu kepribadian lain dalam diri manusia muncul.
Pada usia remaja (15-24 tahun) orang yang mengalami depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4,2% siswa di Indonesia pernah berpikir untuk melakukan bunug diri. Pada kalangan pelajar mahasiswa sebesar 6,9% sedangkan 3% bahkan sempat mencoba bunuh diri.
Mencegah depresi bia dilakukan dengan pengelolaan stress. Setiap indvidu mempunya cara pengelolaan stress yang berbeda, bisa dengan melakukan hal yang disukai seperti hobi, melakukan kegiatan diluar ruangan, mendekatkan diri kepada tuhan dengan rajin beribadah, juga membuka diri dan mau bercerita kepada orang yang mau mendengarkan keluhan dan permasallahanya serta membantu menyelesaikanya untuk mengurangi beban pikiran dan stress. Di era yang semakin modern ini konsultasi maslah mental bisa dilakukan dengan lebih mudah dengan biaya bahkan gratis.
Penerapan Konseling disekolah juga perlumeningkatnya menjadipendengar yang baik untuk siswanya. Karena kebanyakan siswa cenderung malu untuk bercerita kepada guru akan hal apa yang terjadi disekolah. Guru konseling harus bisa mencari alternatif yang bisa digunakan untuk menampung permasalahan yang dialami para siswa secara garis besar dan memntu menyeleaikanya. Faktanya kebanyakn siswa yang datang keruang konseling adalah para siswa yang membuat masalah dan membolos. Mereka tidak tau ada anak yang bahkan harus pulang degan berjalan tanpa alas kaki atau bahkan pulang dnegan basah kuyup dan memar ditubuh mereka.
Bila kamu atau orang yang kamu kenal mempunyai gejala yang menunjukan depresi, jangan jauhi dan abaikan dia. Sayangnya orang-orang keliru akan hal ini. Masih saja ada pemasungan orang dengan gangguan mental dan juga tidak ditangani dengan baik. mereka cenderung dijauhi dan diabaikan, serta mendapat perlakuan yang berbeda dengan orang pada umunya karena dianggap sudah gila. Hal itu membuat orang dnegan gangguan mental cenderung susah terbuka. Masyarakat seharusnya bisa menjadi pendengar dan penyemangat supaya bisa merngankan beban mental yang dialami.
Untuk itu kita perlu peduli dengan kesehatan mental diri sendiri dan orang disekitar kita. Jnagan berpikir terlalu berat yang berujung pada strs dan depresi, terbukalah dnegan orang tua, sahabat, atau pasangan tentang masalah mental yang kamu alami dan jangan pikir semuanya sendiri. Orang yang memiliki mental yang baik, akan memiliki karakter yang positif, dapat beradaptasi di semua keadaan, mengahdapi permasalahan tanpa takut juga akan mempunyai semnagat hidup dan hubungan yang sehat.
Komentar
Label Konten
Baca Juga
Pembuatan Website Aplikasi Top Up Game dan Pulsa
Pembuatan Website Aplikasi Top Up Game dan Pulsa - Kami Menyediakan banyak pilihan tampilan dan fitur…
Panduan Lengkap Menjadi Freelancer Sukses di Era Digital
Panduan Lengkap Menjadi Freelancer Sukses di Era Digital - Era digital telah membuka banyak peluang…
Manfaatkan Waktumu dengan Bijak! Temukan Kerja Online Menguntungkan Dibayar ke DANA
Manfaatkan Waktumu dengan Bijak! Temukan Kerja Online Menguntungkan Dibayar ke DANA - Di era digital…