Guru sebagai merdeka belajar

Merdeka Belajar slogan Sekolah Cikal yang dipinjam sebagai program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.[1]Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.
Secara keseluruhan, Merdeka Belajar yang diluncurkan Nadiem terdiri atas empat isu penting, yakni penggantian format ujian nasional , pengembalian kewenangan ujian sekolah berstandar nasional ke sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran yang hanya satu lembar, dan naiknya kuota jalur prestasi pada penerimaan peserta didik baru dari sebelumnya 15% menjadi 30%.
Apa Yang Dimaksud Merdeka Belajar ?
Konsep Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Nadiem Makarim, tujuannya baik, agar peserta didik bahagia dalam menempuh pendidikan. Siswa benar--benar dilatih untuk mandiri. Menurut Nadiem Makarim konsep "Merdeka Belajar" paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini.
Apa Tujuan Merdeka Belajar ?
Merdeka Belajar menjadi salah satu program inisiatif Nadiem Makarim yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia, baik bagi murid maupun para guru. Pada dasarnya program Merdeka belajar bertujuan untuk memerdekakan guru dan siswa.
Apa Manfaat dari Merdeka Belajar?
Merdeka Belajar Kampus Merdeka memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar prodinya dan di luar kampus selama tiga semester. “Mahasiswa Indonesia bisa melakukan magang di industri kelas dunia. Bahkan bisa menjadi tenaga pengajar untuk membantu para guru di SD maupun di SMP," ungkap Nadiem.
apakah konsep merdeka belajar sudah terlaksana dengan baik?
Secara nyata, konsep “Kampus Merdeka” sudah terlaksana, hanya belum jelas. Membolehkan dosen atau mahasiswa belajar di luar juga bagian dari kampus merdeka. Tapi, pemerintah seharusnya memahami universitas yang menerapkan kebijakan “memeras” mahasiswa saat ini, seperti Sumbangan Pembangun Institusi (SPI).
ISI
Pemerintah melalui Kemendikbud telah memulai revolusi pendidikan sejak 2019 lalu, baik di tingkat dasar, menengah, hingga tinggi. Konsep yang diusung dalam revolusi ini adalah merdeka belajar di semua aspek pendidikan formal.Namun, tampaknya masih banyak pihak yang meragukan apakah Indonesia benar telah siap dalam penerapan sistem merdeka belajar ini. Salah satu alasan paling banyak didiskusikan adalah Infrastruktur Pendidikan. Bila Anda masih ingat proses peralihan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 (KBK), sebetulnya tantangan di era sekarang pun masih sama. KBK dibuat dengan tujuan agar SDM siswa mampu bersaing dalam era globalisasi industri. Oleh karena itu, pemerintah menganggarkan ratusan triliun APBN dengan fokus pembangunan infrastruktur IT di sekolah-sekolah. Pada rentang tahun 2004 dan 2006 pulalah sekolah wajib menyelenggarakan mata pelajaran komputer. Namun, pada tahun 2020 ini dunia dihadapkan dengan tantangan baru, yakni industri 4.0. Kita telah masuk ke era baru industri yang biasa disebut dengan data technology. Pada titik ini, hampir semua aspek kehidupan akan bergantung pada teknologi, khususnya machine learning, AI, dan robot.
Konsep Merdeka Belajar dan Pendidikan 4.0
Konsep merdeka belajar sangatlah berbeda dengan kurikulum yang pernah ada dan digunakan oleh pendidikan formal di Indonesia. Konsep pendidikan baru ini sangat memperhitungkan kemampuan dan keunikan kognitif individu para siswa. Berikut garis besar konsepnya:
Asesmen Kompetensi Minimum
Perbedaan konsep pendidikan baru ini dengan kurikulum yang digunakan sebelumnya adalah, siswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuan minimum dalam hal «literasi» dan «numerik».
Dalam bidang literasi misalnya, bila pada kurikulum sebelum-sebelumnya siswa lebih banyak diharapkan menghafal dan menerapkan materi yang mereka baca, dalam konsep asesmen kompetensi, siswa diharapkan bisa berpikir logis untuk mengabstraksi maksud dan tujuan dari materi.
Survei karakter
Cukup melegakan bahwa pada akhirnya pemerintah mengakui pendidikan di Indonesia adalah investasi yang mahal. Pada konsep survei karakter, pemerintah akan menilai secara menyeluruh terkait kualitas pendidikan di sekolah. Dengan kata lain, pengembangan kualitas pendidikan bukan lagi tentang penerapan indikator kualitas tetap, tetapi berdasarkan data hasil survei terbaru terhadap sekolah.
Perluasan Penilaian Hasil Belajar
Satu hal paling menarik dalam konsep «merdeka belajar» ini adalah adanya perluasan penilaian hasil belajar siswa yang tadinya hanya dari nilai ujian nasional, menjadi penugasan dan portofolio.
Kedepannya siswa akan diberikan ruang untuk bisa mengembangkan diri mereka sesuai minat dan bakat. Dengan cara ini, stigma siswa pintar dan bodoh diharapkan bisa segera dihilangkan.
Pemerataan Kualitas Pendidikan
Merdeka belajar juga dapat diartikan keadilan terhadap akses pendidikan yang setara bagi seluruh siswa di Indonesia. Industri 4.0 adalah momen penting dalam pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Kesiapan sumber daya manusia Indonesia akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam menghadapi persaingan di industri 4.0.
Alasan Konsep Merdeka Belajar Cocok Untuk Pendidikan 4.0
Pengembangan Pola Pikir
Konsep pendidikan «merdeka belajar» memiliki fokus pada pengembangan kemampuan kognitif siswa. Kemampuan inilah yang dibutuhkan siswa agar bisa membuat keputusan yang bijak dalam penyelesaian masalah. Siswa yang tidak mampu menganalisis semua informasi tersebut tentu akan gagal membuat analisis serta kesimpulan yang benar dan akurat.
Inovasi dan Tingkat Pendidikan
Salah satu pokok dari konsep pendidikan baru ini adalah membuat siswa mampu mengembangkan minat dan bakatnya di sekolah. Alasannya jelas, siswa akan ditantang untuk mampu berinovasi terhadap instrumen dan penyelesaian masalah. Proses ini penting bagi para siswa untuk belajar mengaplikasikan teori yang mereka pelajari di kelas menjadi sebuah hasil yang nyata.
Meningkatkan Kecerdasan Siswa
Tahukah Anda, berapa ranking PISA Indonesia tahun 2019? 74, atau urutan 6 terbawah dari 79 negara yang disurvei. Dari data tersebut saja, kita bisa menggambarkan betapa rendahnya kemampuan kognitif atau kecerdasan anak-anak Indonesia.
Dalam kurikulum pendidikan 4.0, pemerintah telah merancang standar khusus agar siswa Indonesia semakin terlatih kemampuan kognitifnya, dan semakin mampu menyelesaikan masalah dengan baik.
Infrastruktur Kurikulum Merdeka Belajar dan Pendidikan 4.0
Ada tiga syarat infrastruktur dasar yang harus disiapkan oleh sekolah untuk bisa menyelenggarakan kurikulum pendidikan 4.0. Pertama, jaringan internet stabil dan berkecepatan tinggi; kedua, instrumen pembelajaran berbasis digital; dan ketiga, guru atau mentor profesional dan berkualitas.
Bilamana ada satu indikator dasar saja yang belum terpenuhi, sekolah dipastikan akan gagal dalam menyelenggarakan kurikulum sesuai standar pendidikan 4.0 dan merdeka belajar seperti yang diharapkan.
Namun, pembangunan infrastruktur pendidikan yang berbasis teknologi adalah investasi yang tidak murah. Oleh karena itu, sekolah harus segera menyiapkan infrastruktur tersebut secara bertahap dan terencana. Khususnya dalam hal dana yang akan dianggarkan.
Penutup/Kesimpulan
indonesia harus menyiapkan pembelajaran terus menerus untuk tahun kedepanya, supaya kegiatan merdeka belajar bisa lebih baik maju dan berkembang di indonesia.(Muhammad Asikin)
Komentar
Label Konten
Baca Juga
Pembuatan Website Aplikasi Top Up Game dan Pulsa
Pembuatan Website Aplikasi Top Up Game dan Pulsa - Kami Menyediakan banyak pilihan tampilan dan fitur…
Panduan Lengkap Menjadi Freelancer Sukses di Era Digital
Panduan Lengkap Menjadi Freelancer Sukses di Era Digital - Era digital telah membuka banyak peluang…
Manfaatkan Waktumu dengan Bijak! Temukan Kerja Online Menguntungkan Dibayar ke DANA
Manfaatkan Waktumu dengan Bijak! Temukan Kerja Online Menguntungkan Dibayar ke DANA - Di era digital…